277 Siswa SDN Semangat Dalam 5 Terpaksa Belajar Daring Akibat Sekolah Tergenang

INILAHKALSEL.COM, MARABAHAN – Banjir melanda di sejumlah wilayah di Kalsel menyusul kondisi cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir. SDN Semangat Dalam 5 yang berlokasi di Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala pun merasakan akibat dari banjir yang mengepung sekolah tersebut.
Sekolah dengan jumlah siswa 277 orang ini terpaksa menjalankan pembelajaran secara daring sejak Senin (20/1/2025), karena halaman sekolah tergenang banjir setinggi mata kaki.
Baca juga:Banjarbaru – Pelaihari Tergenang Banjir, Evakuasi hingga Bantuan Sangat Diperlukan
Kepala SDN Semangat Dalam 5, Jauhar Rasyid, menjelaskan bahwa banjir mulai menggenangi sekolah sejak awal Januari 2025. Karenanya, demi keselamatan siswa dan efektivitas pembelajaran, pihak sekolah memutuskan untuk memberlakukan sistem daring.
“Proses belajar daring sudah kami mulai sejak Senin kemarin. Jika kondisi air belum surut atau malah bertambah, kami akan perpanjang hingga Sabtu,” ujar Jauhar pada Rabu (22/1/2025).
Keputusan ini diambil untuk menghindari risiko bagi siswa dan orang tua. “Kami khawatir anak-anak kehilangan konsentrasi karena bermain air, bahkan berisiko tenggelam. Jalur menuju sekolah juga banjir, yang bisa membahayakan orang tua saat mengantar anak-anak,” tambahnya.
Banjir Kedua Setelah 2021
Jauhar mengungkapkan bahwa banjir seperti ini bukan pertama kalinya terjadi. Pada awal 2021, SDN Semangat Dalam 5 juga terdampak banjir yang memaksa mereka melakukan pembelajaran daring selama lebih dari satu bulan.
“Banjir tahun ini memang belum separah 2021, tapi tetap mengganggu pembelajaran dan merusak fasilitas sekolah,” ungkapnya.
Baca juga:Tetap Siaga, Bhabinkamtibmas Polsek Bati-bati Pantau Kondisi Banjir di Desa Benua Raya
Jauhar berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap kondisi ini. Ia mengusulkan peningkatan sarana sekolah dan perbaikan saluran drainase agar banjir cepat surut di masa mendatang.
“Banjir tidak hanya menghambat proses belajar, tapi juga berpotensi merusak fasilitas sekolah. Kami sangat berharap ada solusi nyata dari pemerintah,” tutup Jauhar.(Iqnatius Aprianus)