Hangout

30 Persen Masyarakat Indonesia Berisiko Diabetes


Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebutkan sekitar 30 persen dari total penduduk Indonesia berisiko terkena penyakit diabetes.

Hal ini diungkap Direktur pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, dalam temu media secara daring memperingati Hari Diabetes Sedunia, Selasa (19/11/2024).

Menurut Nadia, data tersebut diperoleh berdasarkan rata-rata konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) per orang per hari di Indonesia. Pola konsumsi ini dianggap menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya risiko diabetes di kalangan masyarakat.

“Jadi kalau kita hitung-hitung, kurang lebih 30 persen masyarakat kita atau sepertiga dari masyarakat kita itu sangat beresiko, karena dia melebihi batas konsumsi CGL yang dianjurkan per harinya,” kata Nadya.

Baca Juga:  Telur Ayam Bukan Lagi Sumber Protein Murah, Harganya Tembus di Atas Rp30 Ribu/Kg

Berdasarkan data yang diperoleh Nadya, konsumsi gula masyarakat indonesia mencapai 50 gram per hari atau sekitar empat sendok makan (5,5 persen).

Sementara, konsumsi garam sekitar 2000 miligram per hari atau setara dengan satu sendok makan (53 persen).

Di sisi lain, konsumsi lemak mencapai 67 gram per hari atau setara dengan lima sendok makan (24 persen).

Nadia menjelaskan, pola konsumsi ini erat kaitannya dengan gaya hidup masyarakat. 

“Ini sebenarnya karena perilaku kita sendiri, seperti malas bergerak, konsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebihan, serta kebiasaan lain seperti kurang mengonsumsi buah dan sayur. Bahkan ada anggapan bahwa kalau belum makan nasi, berarti belum makan,” ungkapnya.

Baca Juga:  Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara Diserang Israel, BKSAP DPR: Keji dan Biadab!

Nadia juga menyoroti, fenomena persepsi makan di masyarakat Indonesia, terutama terkait kebiasaan makan nasi. Ia mengungkapkan bahwa masih banyak yang beranggapan bahwa belum makan nasi berarti belum makan.

Ia melihat, persepsi berkontribusi pada gaya hidup yang menjadi faktor risiko berbagai penyakit tidak menular (PTM), termasuk diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.

Back to top button