Kanal

All Eyes on Papua: Deforestasi dan Pengingkaran Amanah Allah


Gerakan All Eyes on Papua mulai marak sejak beberapa hari terakhir, tagar ini sudah menjadi pembicaraan hingga 20 ribu kali lebih di jagat media sosial X (Twitter).

Gerakan ini bermula dari desakan masyarakat adat Awyu dan Moi agar hutannya seluas 36.994 hektare dikembalikan dan diselamatkan dari pembukaan perkebunan sawit.

Mungkin anda suka

Hutan tersebut terancam dibabat demi pembukaan perkebunan sawit yang didirikan oleh PT Asiana Lestari dan PT Sorong Agro Sawitindo.

Padahal bagi masyarakat di dua desa adat tersebut, hutan merupakan sumber kehidupan mereka. Hampir segala kebutuhan para masyarakat di sana diambil dari hutan

Amanah Menjaga Kelestarian Alam

Aksi masyarakat adat Awyu dan Moi di depan gedung Mahkamah Agung Republik Indonesia
Aksi masyarakat adat Awyu dan Moi di depan gedung Mahkamah Agung Republik Indonesia, Senin (27/5/2024). (Foto: suarapapua)

Manusia sebagai khalifah diamanahkan Allah SWT untuk menjaga alam berikut semua sumber daya yang ada di dalamnya.

Dikutip dari laman Muhammadiyah, serah terima pengelolaan amanah ini kepada manusia dilukiskan dalam Surat Al-Baqarah ayat 29 dan dilanjutkan dengan penunjukan manusia sebagai khalifah di muka bumi pada ayat 30.

Amanah ini sekaligus tanggung jawab yang cukup besar dalam pengelolaan sekaligus juga pemanfaatan alam berikut sumber dayanya, sesuai dengan ketentuan Sang Pemilik sumber daya alam yaitu Allah SWT.

Selain itu, Surat Al-Qashash ayat 77 juga mengamanatkan  manusia agar memperlakukan alam semesta berikut semua sumber daya yang ada, secara adil serta tidak eksploitatif.

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Artinya: “Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Kelalaian Bisa Berujung Bencana

Ilustrasi perusakan hutan.
Ilustrasi perusakan hutan. (Foto: Greenpeace).

Manusia kadang merasa sombong sehingga seringkali amanah tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna. Penggundulan hutan di Papua merupakan salah satu contoh nyata dari kelalaian manusia dalam mengemban amanah yang diberikan oleh Allah.

Pada Munas Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2015 telah diterbitkan fikih kebencanaan sebagai upaya memahami, menjelaskan, mengantisipasi, dan menyikapi peristiwa-peristiwa kebencanaan berdasarkan value, ethics, dan ethos dalam Alquran dan Hadis. Bencana di bedakan dalam dua hal, yaitu  sisi teologis (ujian dari Allah) dan sosiologis (kelalaian manusia).

Dalam Fikih Kebencanaan disebutkan bahwa manusia harus memperlakukan alam dengan rasa hormat dan tanggung jawab, sebagaimana yang diajarkan dalam Islam.

Manusia perlu mengadopsi praktik-praktik pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan dan berkeadilan, serta menolak segala bentuk eksploitasi yang merusak.

Eksploitasi besar-besaran bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam keberlangsungan hidup masyarakat adat yang bergantung pada hutan.

Back to top button