Kalsel

Banjir Masih Merendam 9 Kecamatan di Tanah Bumbu, Petani Alami Kerugian Rp 10 Miliar

INILAHKALSEL.COM, BATULICIN – Musibah banjir masih melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menyusul tingginya intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir. Akibat tingginya curah hujan, sejumlah wilayah di Tanah Bumbu kembali dilanda banjir susulan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, R Suria Fadliansyah, dalam laporan kebencanaannya menyebut banjir melanda delapan desa di Kecamatan Kusan Tengah dan tiga desa di Kecamatan Kusan Hilir.

“Saat ini ada 11 desa pada dua kecamatan yang kembali dilanda banjir akibat curah hujan yang masih tinggi,” tuturnya, Kamis (13/6/2024).

Tercatat jumlah korban terdampak banjir di Kecamatan Kusan Tengah sebanyak 1.383 keluarga atau 4.891 jiwa. Banjir juga menyebabkan terendam belasan fasilitas umum termasuk kantor desa, 1.106 hektare areal persawahan, dan 272 buah kolam ikan. Ketinggian banjir mencapai lebih satu meter

Seperti data dari Pemkab Tanah Bumbu, banjar yang melanda selama lebih dari satu minggu, terjadi di Kecamatan Kusan Tengah.
Ribuan rumah di sembilan kecamatan terdampak, termasuk Sungai Loban, Karang Bintang, Kusan Hulu, Kuranji, Satui, Batulicin, Teluk Kepayang, dan Kusan Hilir. Meski tidak ada korban jiwa, banjir merusak fasilitas pendidikan, tempat ibadah, lahan pertanian, dan jalan.

BPBD Tanah Bumbu memperkirakan cuaca masih berpotensi hujan hingga 18 Juni 2024. Sekitar 75 jiwa mengungsi di Desa Salimuran, sementara sebagian warga tetap bertahan di rumah mereka dengan membuat panggung untuk menghindari air.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tanah Bumbu melaporkan lahan pertanian mengalami kerugian lebih dari Rp 10 miliar.

Pasalnya, fase persemaian, vegetatif, generatif, dan panen lahan sawah terdampak banjir. Di Desa Asamasam dan lima desa di Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanahlaut, sekitar 250 hektare sawah rusak. Pemerintah daerah berencana memberikan bantuan benih padi kepada petani yang terdampak.

Petani mengalami kerugian besar karena sawah terendam dan tanaman rusak, sehingga mereka bergantung pada bantuan pemerintah dan donatur, serta mencari mata pencaharian sementara seperti menangkap ikan.(nur muhammad/berbagai sumber)

Back to top button