Kalsel

Banjir Tanah Bumbu, di Satui Air Capai Pinggang, Sungai Loban 100 Cm sedang di Kusan Hilir Jembatan Rusak, Ini Penjelasan BMKG

INILAHKALSEL.COM, BATULICIN – Banjir yang melanda Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel) semakin parah. Bahkan, ketinggian air yang menggenangi RT 3 Jalan Angkasa, Desa Sungai Danau, Kecamatan Satui atau yang berada tepat di bantaran Sungai Satui ini mencapai pinggang orang dewasa, Rabu (5/6/2024).

Tampak dalam video yang dibagikan akun info_banjarmasin, warga menggunakan ban untuk menyusuri pemukiman.

Warga juga meminta bantuan dari pemerintah setempat, sebab kondisi rumah sudah terendam banjir.

BACA JUGA:Jajaran Polres Tanah Bumbu Amankan 2 Budak Narkoba, 1 Dibekuk di Pelabuhan Batang dan 1 Lagi di WC Pantai Pagatan

“Ijin melaporkan Jalan Angkasa RT 3,” ucap pria dalam video.

Sebelumnya banjir melanda wilayah Kecamatan Sungai Loban dan Kecamatan Kusan Hulu Kabupaten Tanah Bumbu, Selasa (4/6).

Ketinggian air mencapai setengah meter atau pinggang orang dewasa. Kemacetan terjadi di jalan provinsi.

Diinfokan relawan, kemacetan terjadi dikarenakan jalan tak bisa dilalui karena banjir.

Banyak kendaraan mengantri untuk bisa melalui jalan di wilayah Sungai Loban. Beberapa petugas terlihat sudah siaga.

Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui total rumah yang terendam akibat banjir yang melanda.

“Bagi yang mau melintas ke Pagatan daerah Sei Loban belim bisa dilewati,” info dalam video yang beredar.

Jembatan rusak

Tidak hanya di Sungai Danau, sebuah oprit jembatan box culvert di Desa Beringin, Kecamatan Kusan Hilir rusak tergerus karena tak mampu menahan derasnya air, Selasa (4/6/2024).

Saat ini terlihat, jembatan box culvert tersebut tampak miring di salah satu sisinya, dan pada bagian opritnya tampak kosong dan berlubang.

Digugat penyebab dari terjadinya kerusakan tersebut, dikarenakan, akibat gerusan air banjir yang cukup deras, sehingga material di oprit tersebut tergerus oleh air.

Kepala Dinas PUPR Tanahbumbu Hernadi, melalui Plh Kabid Bina Marga Suriadi membenarkan kejadian tersebut. Rencananya pihaknya besok akan melakukan penanganan, dengan memasang rambu rambu, dan langsung melakukan pemeliharaan dengan dana pemeliharaan rutin jaln dan jembatan.

Air di Sungai Loban 100 cm

Sementara itu hujan deras yang turun dengan intensitas tinggi di Kecamatan Sungai Loban sejak Senin (3/6/2024) pukul 10.30 Wita hingga Selasa (4/6/2024) menyebabkan terjadinya bencana banjir di Desa Sebamban Lama, Sebamban Baru dan Damar Indah.

Adapun intensitas air Desa yang terkena banjir di wilayah Kecamatan Sungai Loban dengan kedalaman air yang terendam banjir rata-rata antara 20 cm – 100 cm.

Dandim 1022/Tanah Bumbu Letkol Inf Boni Berdian SE di wakili Danramil 1022-06/Sunagi Loban, Kapten Inf Sahlan Nurdibyanto mengatakan, pihaknya segera menerjunkan personel Koramil terdekat untuk merespon dengan cepat untuk membantu mengevakuasi warga yang membutuhkan pertolongan.

“Kami harus selalu hadir dalam mengatasi semua kesulitan masyarakat karena wujud tanggung jawab dalam mengayomi serta membantu kesulitan masyarakat. Kewaspadaan harus tertanam di benak semua prajurit dan kalangan masyarakat supaya kita selalu siap dalam menghadapi jika terjadi sesuatu yang tidak kita harapkan,” ujar Kapten Sahlan.

Penjelasan BMKG

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi banjir pesisir atau banjir rob berlaku pada 7- 15 Juni 2024.

Adanya fase bulan baru berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.

Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob) berpotensi.terjadi di pesisir wilayah Kalimantan Selatan.

Masyarakat pesisir pantai dimbau agar selalu waspada untuk mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut dan fenomena banjir pesisir atau banjir rob.

BACA JUGA:Pulang Kerja, Ibu di Tanah Bumbu Ini Kaget Lalu Berteriak Histeri Melihat Anak Diperkosa Kakek

Pasang maksimum berpotensi terjadi di wilayah Perairan Muara Sungai Barito pada pukul 07.00 – 15.00 WITA dengan ketinggian maksimun mencapai 3.0 m.

Wilayah berpotensi terdampak: Pesisir perairan Barito Kuala, Banjar, Banjarmasin, dan Tanah Laut.

Hal ini berdampak pada terganggunya aktivitas keseharian masyarakat dan transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti kegiatan bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta perikanan darat.(ahmad raihan/atoe/nur muhammad)

Back to top button