News

Beberapa Negara Ketakutan, Minta Warganya Tinggalkan Lebanon dan Siapkan Evakuasi


Meningkatnya bentrokan antara militer Israel dan Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon telah memicu  ketakutan internasional. Beberapa negara sudah memberikan peringatan kepada warganya agar tidak bepergian ke Lebanon. Sementara sejumlah negara juga telah menyiapkan jalur evakuasi bagi warganya jika situasi perang makin membahayakan.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada hari Kamis (27/6/2024) kembali mengancam akan “membawa Lebanon kembali ke Zaman Batu”, menggemakan komentar yang dibuatnya pada bulan Agustus tahun lalu menyusul ketegangan antara Hizbullah dan Israel.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah juga telah melontarkan ancaman terhadap Israel, dengan memperingatkan bahwa jika invasi semacam itu terjadi, kelompok tersebut akan “berperang tanpa batas, aturan, atau pengekangan.”

Invasi terakhir Israel ke Lebanon pada tahun 2006, yang berlangsung selama 34 hari, menyebabkan evakuasi ribuan warga asing dari Lebanon dan negara-negara AS, Inggris, serta Eropa mengevakuasi warganya ke Siprus.

Mengutip The New Arab (TNA) ada beberapa pemerintah yang telah menyarankan warganya agar tidak melakukan perjalanan ke Lebanon termasuk kesiapan melakukan evakuasi.

Akibat ketegangan dan meningkatnya bentrokan, sejumlah negara mendesak warganya meninggalkan Lebanon karena khawatir akan eskalasi. Kedutaan Besar Kanada di Beirut memperingatkan warganya untuk meninggalkan Lebanon di tengah pilihan komersial seperti pesawat terbang masih tersedia dan menghindari semua perjalanan ke negara tersebut.

Peringatan dan ketakutan bahwa jalur komersial untuk meninggalkan Lebanon dapat ditutup, juga digaungkan dalam nasihat lain, termasuk Irlandia, yang juga menyerukan warganya untuk meninggalkan negara itu. Selain itu, Jerman, Belanda, Makedonia Utara, dan Swedia juga telah meminta warganya untuk pergi meninggalkan Lebanon.

Kuwait turut serta dalam seruan tersebut, mendesak pekerjanya yang tidak dapat meninggalkan negaranya untuk menghubungi kedutaan besar di Lebanon. Negara-negara lain telah mengeluarkan peringatan perjalanan untuk mengunjungi Lebanon, termasuk Rusia, Amerika Serikat, Prancis, Australia, Spanyol, dan Inggris.

Rencana Evakuasi

Selain peringatan perjalanan dan seruan untuk meninggalkan negara tersebut, beberapa negara telah membuat rencana mengevakuasi warganya jika terjadi invasi. Ini termasuk Kanada. Kepala Staf Pertahanan Kanada Jenderal Wayne Eyre mengatakan bahwa militer sedang menyusun rencana untuk mengevakuasi 20.000 warga Kanada dari negara tersebut jika terjadi perang.

Menurut Eyre, evakuasi menggunakan rute laut ke Siprus dan mirip dengan evakuasi tahun 2006 yang menyebabkan 15.000 orang meninggalkan Lebanon. Namun, Eyre menambahkan bahwa pemerintah tidak dapat melakukannya sendirian, katanya, “Ini akan menjadi upaya koalisi, dan kami terikat erat – sangat erat – dengan sekutu kami.”

Menurut NBC News, mengutip tiga pejabat AS, militer AS juga aktif berencana mengevakuasi warganya dari Lebanon jika terjadi perang. Laporan tersebut mencatat bahwa USS Wasp dan Marinir dari Unit Ekspedisi ke-24 telah pindah ke Mediterania untuk membantu evakuasi, serta sebagai upaya untuk mencegah eskalasi regional. Selama perang tahun 2006, AS mengevakuasi 15.000 orang dari negara tersebut.

TNA sempat Arab menghubungi Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan (FCDO) mengenai rencana evakuasi Inggris dan diarahkan ke situs web FCDO untuk saran perjalanan ke Lebanon.

Back to top button