Market

Jokowi Wariskan Utang Jumbo dan Defisit Anggaran, Airlangga Bela Mati-matian


Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto mengeklaim defisit dan utang Indonesia masih lebih baik ketimbang negara lain. Misalnya India, China, Amerika Serikat (AS), dan Jepang yang defisitnya menembus 4 persen.

“Artinya, budget defisit di negara lain lebih tinggi dan juga relatif kita lebih baik dari negara-negara lain,” kata Airlangga dalam konferensi pers bertajuk “Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan RAPBN 2025”, Jakarta, Senin (24/6/2024).

Airlangga menjelaskan, rasio utang pemerintah saat ini mencapai 38,26 persen pada tahun 2024. Bahkan, Dana Moneter Internasional, atau International Monetary Fund, (IMF) memprediksi di bawah 40 persen dan masih jauh dari ambang batas, yakni 60 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Terkait utang jumbo warisan Jokowi, Ketua Umum Partai Golkar ini, tetap saja membela. Dia lantas membandingkan dengan utang Jepang dan Singapura. Misalnya, Jepang, rasio utang terhadap PDB mencapai 254,6 persen, sedangkan Singapura 162,5 persen. “Kenapa mereka utang besar? Karena bunganya negatif,” ujar Airlangga.

Sebelumnya, Jelang lengser pada Oktober ini, begitu banyak janji Presiden Jokowi yang meleset. Sekaligus warisan masalah kelas berat untuk presiden selanjutnya, Prabowo Subianto.

Dikutip dari media sosial (medsos) X @msaid_didu, Senin (24/6/2024), eks Sekretaris Kementerian BUMN itu, mencuitkan catatan masalah ekonomi yang bakal diwariskan Jokowi kepada Prabowo. Apa saja?

Pertama, Said Didu menyebut warisan utang pemerintahan Jokowi yang mendekati Rp9.000 triliun. Atau mengalami kenaikan 200 persen ketimbang awal Jokowi menjabat presiden.

Saat peralihan kekuasaan dari SBY, Jokowi diwarisi utang pemerintah sebesar Rp2.660 triliun, saat ini menggunung menjadi Rp8.338 triliun.

Jumlah itu belum termasuk utang di perusahaan pelat merah alias BUMN yang melompat 233 persen. Pada 2014, menurut catatan Said Didu sebesar Rp2.400 triliun kemudian naik menjadi Rp8.000 triliun pada 2024.

Kala janji Jokowi saat Pilpres 2014 yang tidak akan menambah utang pemerintah, ternyata meleset. “Ya penggunaan APBN itu secara efisien dan tepat sasaran. Tidak perlu ngutang,” kata Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (20/8/2024).

Jokowi juga mewarisi nilai tukar (kurs) rupiah yang jeblok terhadap dolar AS (US$), hingga 35 persen. Pada 2014, kurs rupiah menclok di level Rp12.600/US$, saat ini tembus Rp16.500/US$.

Lagi-lagi, Jokowi berjanji pada Februari 2014 akan memperkuat nilai tukar rupiah hingga Rp10.000/US$, melesetnya jauh sekali.

    

Back to top button