News

Kang Emil, Arsitek Gaul yang Siapkan Bangunan Politik Lebih Tinggi

Gerak langkah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil belakangan terlihat lebih aktif dari biasanya. Kang Emil, demikian dia kerap disapa, seolah ingin lebih menonjolkan persona dirinya ke hadapan publik. Padahal soal popularitas, Kang Emil sudah cukup mumpuni. Di jagad maya dia termasuk “raja” dalam hal jumlah pengikut (follower).

Akun instagram Kang Emil misalnya, per 18 Agutus 2022 mencatat 14,2 juta pengikut. Jumlah ini jauh meninggalkan Anies Baswedan dengan 5,1 juta pengikut dan Ganjar Pranowo yang pengikutnya hanya 3,7 juta.

Bukan cuma itu, Emil paham betul mengolah sosial media dan intens berkomunikasi dengan  pengikutnya sehingga dia diberi status “Gubernur Paling Gaul dan Populer”. Itulah salah satu the power of social media.

Dan hasil survei Litbang Kompas yang rilis Rabu (26/10/2022) semakin menegaskan kedigjayaan Emil di kalangan pemilih muda atau Gen Z. Emil mendulang 10,4 persen dukungan dari gen Z, atau naik 6,3 persen dari periode sebelumnya. Ini menempatkan mantan Wali Kota Bandung itu di urutan keempat capres pilihan gen Z. Di urutan pertama ada Ganjar Pranowo (28,1 persen), lalu Prabowo Subianto (16,6 persen), kemudian Anies Baswedan (13,3 persen).

Bahkan hasil survei teranyar Poltracking menempatkan Emil sebagai cawapres terkuat dengan 12,6 persen, diikuti Sandiaga Uno (11,9 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (11,7), Erick Tohir (10,8 persen), dan Puan Maharani 6,5 persen.

Modal sosial ini pula yang membuat Emil “pede” menapaki persaingan untuk berebut tiket menjadi capres atau cawapres pada pemilu 2024 nanti. Dalam berbagai kesempatan Emil menegaskan niatnya untuk maju.

“Insya Allah siap,” kata Emil usai memberikan bantuan kepada korban banjir di Desa Cimancak, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak Banten, Kamis (20/10/2022).

Kendati begitu, kata Emil, semuanya tergantung apakah nanti ada atau tidaknya partai yang mengusung.  “Kalau ada bismillah, kalau gak ada, gak papa,” ujarnya sembari menambahkan, dia juga akan kembali maju pada pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Barat. “Karena saya masih memiliki kesempatan satu kali lagi untuk Pilgub,” ucapnya.

Cari “Back Up” Politik

Profesi sebagai arsitek menuntut seseorang tidak hanya pandai menggambar, tetapi lebih dari itu dia juga harus jago matematika. Itu pula yang membuat Emil betul betul berhitung menentukan langkah untuk maju, termasuk dalam memilih ke partai mana dia akan berlabuh.

Emil memastikan akan segera mengumumkan pilihan politiknya akhir tahun ini. “Ya nanti dikabari lah. Ini kan dinamikanya banyak sekali. (Mengumumkan nama partai politik pilihannya) masih di tahun ini,” kata Emil seusai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Jabar, Kamis (29/9/2022).

Sinyal bahwa Emil akan merapat ke Partai Golkar mulai menguat. Pada Rabu (28/9) misalnya, Emil  bertemu dengan Agung Laksono. Walaupun dalam pertemuan itu Agung memposisikan dirinya sebagai Anggota Wantimpres, tetapi semua juga faham jika Agung adalah Ketua Dewan Pakar Partai Golkar.

“Ketemu Wantimpres lebih tepatnya. Jadi saya dapat nasihat supaya fokus berprestasi dalam pembangunan. Kalau karier politiknya nanti juga menyesuaikan dengan prestasi yang ditampilkan,” kata Emil.

Emil juga hadir dalam puncak peringatan HUT ke-58 Partai Golkar di Jakarta Pusat. Waktu itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyapa Emil sembari melempar kode batik kuning.

Menguatnya rumor Emil bakal berseragam Golkar juga dibenarkan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Ace Hasan Syadzily. Menurut Ace, pihaknya sudah melakukan pertemuan intens dengan Emil meski yang bersangkutan masih meminta waktu untuk memutuskan masuk Partai Golkar pada saat yang tepat.

“Kang Emil (Ridwan Kamil) masih minta waktu untuk berpikir akan bergabung dengan Partai Golkar. Saya pun masih menunggu waktu yang pas berbicara dengan dengan Kang Emil soal kelanjutan dari beberapa pembicaraan beberapa kali pertemuan dengan beliau,” kata Ace, Kamis (27/10/2022).

Lalu apa untungnya Emil join dengan Parpol seperti Golkar? Realitas politik ini paling tidak menggambarkan keseriusan Emil untuk maju minimal sebagai Cawapres. Dalam dua kontestasi politik sebelumnya, saat dia maju sebagai Walikota Bandung dan Gubernur Jabar, Emil lah yang dipinang partai politik. Nah dalam kontestasi yang lebih keras di tingkat nasional, ditambah lagi posisi elektabilitas yang tak terlalu moncer, kecil kemungkinan Emil akan dipinang. Jalan pintasnya ya masuk ke parpol.

Kalaupun nanti Emil belum berjodoh sebagai capres atau cawapres, Emil piling tidak sudah punya back up politik untuk kembali berlaga di level Pilgub Jabar 2024 nanti.

Siapa Kang Emil?

Putra dari pasangan Atje Misbach Muhjiddin dan Tjuju Sukaesih kelahiran 14 Oktober 1971 ini memang urang Bandung. Sejak kecil sampai kuliah dijalaninya di Bandung. Selepas lulus dari ITB sebagai sarjana teknik arsitektur, tahun 1999 Emil berangkat ke California, Amerika Serikat, demi gelar masterHanya dua tahun mengenyam pendidikan di University of Berkeley, ia berhasil pulang membawa titel Master Of Urban Design (MUD) di tahun 2001.

Dia sempat mengajar di ITB sebagai dosen tidak tetap mulai dari tahun 2002 hingga 2016, sekitar 14 tahun.  Sembari mengajar, Emil mulai merintis usaha sendiri lewat PT Urbane Indonesia. Perusahaan yang didirikannya bersama beberapa sahabatnya ini bergerak di bidang jasa konsultan arsitektur, tata ruang kota, dan desain. Gayung pun bersambut, perjalanan Urbane Indonesia mulai dikenal luas publik, tak hanya skala nasional, tetapi juga merambah ke mancanegara.

Yakin mampu mengelola dan mengubah kota Bandung, Emil mengambil langkah berani. Tahun 2012 dia maju sebagai Wali Kota Bandung. Disokong Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Emil berhasil meraih tampuk kursi wali kota, bersama Oded Muhammad Danial sebagai wakilnya.

Setelah lima tahun menjabat Walikota Bandung, ia memilih maju dalam naik ke tingkat provinsi, sebagai calon Gubernur Jawa Barat pada Pilkada tahun 2018. Kemujurannya berlanjut, dia pun terpilih berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum.

Sebagai salah satu tokoh muda Indonesia, kini Emil tengah mempersiapkan diri untuk merancang bangunan politik untuk melangkah lebih tinggi.

“Tidak pernah  terbayangkan sama sekali saya bisa menjabat sebagai Gubernur. Juga tak pernah membayangkan saya menjadi wali kota. Saya meyakini ini skenario Allah, takdir Allah, ya saya jalani saja,” kata suami dari Atalia Praratya Kamil alias ‘Si Cinta’ ini.

Back to top button