Hangout

Kanker Paru-paru juga Mengancam Anda yang bukan Perokok


Kanker paru-paru dulunya dianggap berkaitan erat dengan kebiasaan merokok. Namun penyakit ini kini semakin banyak menyerang orang yang tidak merokok. Apa yang menjadi penyebabnya?

Ancaman kanker paru yang tidak terlihat ini telah menimbulkan kekhawatiran besar dan mendorong pemahaman lebih jauh mengenai penyebab, risiko, dan pencegahan penyakit ini. Faktor risiko utama meliputi paparan asap rokok, gas radon, bahaya pekerjaan, dan polusi udara secara umum.

Dr. Kumardeep Dutta Choudhury, Direktur, Onkologi Medis, Rumah Sakit Max, Shalimar Bagh, New Delhi dalam sebuah artikelnya mengungkapkan, predisposisi genetik juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam beberapa kasus. Deteksi dini melalui pemeriksaan rutin penting dilakukan, terutama di antara orang-orang yang berisiko tinggi. 

“Akan sangat penting pula jika langkah-langkah untuk menjaga gaya hidup sehat, seperti menghindari kebiasaan merokok dan asap rokok, menjaga kebiasaan makan yang baik, dan melakukan latihan fisik secara teratur, dapat membantu menurunkan risiko terkena kanker paru-paru,” kata Dr Choudhury, mengutip Times of India.

Mengapa Bisa Terkena Kanker Paru-paru?

Meskipun merokok tembakau masih menjadi penyebab utama kanker paru-paru, ada faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan kanker paru-paru bahkan pada orang yang bukan perokok. Salah satunya adalah asap rokok. Asap rokok juga dapat disebut sebagai perokok pasif dianggap sebagai salah satu faktor risiko utama yang meningkatkan kemungkinan kanker paru-paru. 

Baca Juga:  Gara-gara Kembang Api Tahun Baru, Rumah hingga Kantor Lurah Terbakar di Cilincing

Penyebab lainnya adalah paparan radon. Radon termasuk gas radioaktif yang diproduksi secara alami ketika uranium, torium, dan radium terurai di lingkungan, baik di dalam tanah, bebatuan, atau air. Gas radon mempunyai sifat yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak kasat mata. 

Karena bersifat gas radioaktif, radon dapat muncul melalui kebocoran ke dalam rumah dan gedung. Paparan jangka panjang terhadap gas tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru dan kanker.

Pekerjaan di pertambangan, lokasi konstruksi, dan pabrik membawa risiko menghirup asbes, silika, dan karsinogen kimia lainnya, yang terkait dengan peningkatan risiko kanker paru-paru. Kemungkinan lain yang menyumbang risiko kanker paru adalah polusi udara. Riwayat keluarga dan kecenderungan genetik dapat menjadi faktor kunci lain untuk mengembangkan kanker paru-paru.

Baca Juga:  FOTO: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Resmi Dimulai Hari Ini (Bagian I)

Gejala Kanker Paru

Dr. Choudhury juga mengungkapkan, gejala kanker paru sering kali tidak kentara pada stadium awal dan kemungkinan lebih jelas saat penyakit berkembang. Gejala umumnya meliputi batuk terus-menerus, sesak napas, nyeri dada, mengi, suara serak, darah pada dahak, kelelahan, kehilangan nafsu makan hingga penurunan berat badan.

Salah satu cara paling pasti untuk mengetahui indikasi kanker paru adalah deteksi dini. Skrining rutin dengan tomografi terkomputasi dosis rendah dapat mengungkap kanker paru pada stadium paling awal dan paling dapat disembuhkan.

Jika seseorang ingin mengurangi kemungkinan terkena kanker paru, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Misalnya, melindungi diri Anda dan orang-orang yang Anda cintai dari bahaya asap rokok dengan menjadikan tempat-tempat di mana anggota keluarga menghabiskan waktu, bebas dari asap rokok.

Anda juga dapat melakukan pengujian radon dengan peralatan khusus. Jika kadar radon tinggi ditemukan di rumah, ambil tindakan korektif seperti menutup titik masuk dan meningkatkan ventilasi atau memasang sistem mitigasi radon.

Baca Juga:  JURNALISIK: Tumbal Nyawa Akibat Pinjol, Pemerintah Lembek Urus Regulasi

Untuk pekerjaan yang berisiko karena berpotensi membuat Anda terpapar bahaya lain, tindakan pencegahan yang diperlukan harus dilakukan. Ini dapat mencakup penggunaan alat pelindung dan ventilasi yang tepat.

Tindakan yang disarankan lainnya adalah mengurangi paparan polusi udara dengan membatasi aktivitas di luar ruangan saat kualitas udara buruk, menggunakan pembersih udara di dalam ruangan, dan mendukung kebijakan yang mempromosikan udara bersih.

Yang terutama adalah gaya hidup sehat dibarengi dengan pola makan yang baik, olahraga teratur, dan tidak mengonsumsi alkohol berlebihan akan memastikan kesehatan secara umum dan mengurangi risiko kanker paru-paru. Pemeriksaan rutin dengan dokter juga akan membantu mendiskusikan faktor risiko dan menemukan cara untuk menemukan kemungkinan masalah kesehatan.

Selain itu, risiko kanker paru-paru juga dapat dikurangi dengan memahami faktor risiko dan mengambil tindakan pencegahan. Konsultasikan dengan dokter jika gejala terus berlanjut untuk diagnosis dan pengobatan tepat waktu.

Back to top button