Karhutla Makin Parah, di Kabupaten Banjar Capai 327 Hotspot, Hanguskan 394 Ha Lahan dan Rumah

INILAHKALSEL.COM, MARTAPURA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar tiap hari melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayahnya. Bahkan hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) menaikan status menjadi siaga bencana karhutla.
Tidak hanya melakukan pemadaman karhutla, petugas BPBD Banjar juga sibuk suplai air bersih ke beberapa desa yang kekeringan akibat musim kemarau.
BACA JUGA:Waspada Karhutla! Sehari 6 Kabakaran Landa Kabupaten Banjar, Pasukan BPBD & DPKP Berjibaku Padamkan Api
Kepala Pelaksana BPBD Banjar, Warsita mengungkapkan hingga Rabu (13/9/2023) kemarin, data rekapitulasi hotspot atau titik api tercatat 327 dan sudah ditangani oleh tim gabungan.
Dari jumlah tersebut, luas lahan yang terbakar mencapai 394 hektare serta 2 unit rumah warga di Kecamatan Sungai Tabuk ludes terbakar.
Kedua rumah itu kosong merupakan gudang pertanian dan bekas lahan transimigrasi.
Karhutla yang terjadi mencapai 394 hektare tersebut terjadi di 17 kecamatan yang rawan kebakaran, 8 kecamatan di antaranya tergolong sangat parah.
“Wilayah yang diprioritaskan penanganan oleh kami berada di 8 kecamatan tersebut, yakni Martapura, Martapura Barat, Astambul, Gambut, Beruntung Baru, Mataraman, Cintapuri Darussalam dan Sungai Tabuk,” paparnya.
Lebih khusus lagi, penanganan oleh tim gabungan diprioritaskan pada karhutla yang posisinya mendekati rumah atau kebun warga.
Saat ini banyak petani yang sudah melakukan panen padi, dan ia mengimbau agar petani tidak dulu membakar jerami padinya yang bisa memicu terjadinya karhutla.
“Jangan membakar jerami padi dengan alasan kesuburan tanah, bebas hama dan biaya murah untuk jangka pendek, padahal ke depannya akan boros untuk pemeliharaannya, seperti penggunaan pupuk yang begitu banyak,” ujarnya.
BACA JUGA:KRONOLOGI Dua Kebakaran Terjadi saat HUT Ke-78 RI di Kabupaten Banjar, Tungku Api Ditinggal Pergi
Warsita menyebut kerugian yang diakibatkan oleh karhutla tidak bisa dihitung, yang jelas asapnya berdampak pada lingkungan dan masyarakat, jadwal penerbangan yang harus ditunda dan lainnya.(yayu/didik tm)