Hangout

Kisah Viral Nimas Diikuti Penguntit 10 Tahun dari X Bakal Jadi Karya Film


Sebuah kisah hidup yang viral di X tentang Nimas yang diikuti penguntit selama 10 tahun akan diangkat dalam sebuah karya film. 

Kisah penguntit terhadap perempuan di Surabaya ini menjadi viral karena membuat warganet kesal dengan kelakuan pelaku yang membalas kebaikan Nimas dengan obsesi yang merusak hidup Nimas.

Mungkin anda suka

Awalnya, Nimas mengaku menuliskan kisahnya X agar pelaku mendapat sanksi sosial dan jera. 

Dia tak menyangka bahwa tulisannya langsung mendapat respon positif dari polisi yang memintanya untuk membuat laporan dan menangkap pelaku dengan sigap. 

Kini, kisahnya siap diadaptasi menjadi film yang akan digarap oleh Soraya Intercine Films.

“Enggak pernah membayangkan sama sekali kalau kisahku akan difilmkan. Karena tujuan untuk membuat viral kemarin adalah untuk memberi sanksi sosial pada pelaku dan sekarang ada rejeki seperti ini ya aku alhamdulillah banget. Rejeki di luar ekspektasi,” ujar Nimas, Jakarta, Sabtu (01/06/2024). 

Bertemu dengan Produser Sunil Soraya, Nimas tak ragu untuk langsung mengiyakan tawaran adaptasi kisah hidupnya. 

Berani Bicara

Tidak hanya itu, Nimas memiliki keinginannya untuk mengajak korban lain seperti dirinya agar lebih berani bicara. 

“Aku butuh wadah, butuh ruang untuk speak up untuk masalahku dan keserahanku. Ini menjadi ruang untuk perempuan lain yang merasakan hal sama. Benang merahnya adalah menjadi perempuan, sudah lemah tidak bisa berbuat apa-apa, lemah dan bingung selalu disepelekan jadi akhirnnya berjuang sendiri. Tapi jangan pernah takut untuk bicara,” tegasnya.

Karya Film Bisa Jadi Bahan Kajian Pendidikan

Setelah film jadi, Nimas berharap juga bisa menjadi bahan kajian untuk akedemis. 

“Bisa menjadi pelajaran atau reminder untuk siapapun yang terobsesi, tanpa melihat gendernya, tolong jangan terobsesi sampai membuat hancur hidup orang lain,” harapnya.

Sebagai perempuan yang merasakan repotnya dikuntit selama 10 tahun, Nimas ingin tidak ada lagi yang menyalahkan perempuan jika ada pelaku yang tidak sopan. 

“Menjadi perempuan itu enggak mudah, dibaikin jadi obsesi. Dijahatin salah juga. Jadi posisi perempuan itu sangat rawan, ada ketidakadilan sosial. Semoga film dari kasusku ini membuat orang jadi lebih open minded,” katanya.

Back to top button