News

Korsel Kebakaran Jenggot, Cemas Kerja Sama Rusia-Korut Berujung Perang Nuklir


Korea Selatan (Korsel) mendesak Rusia untuk segera menghentikan kerja sama militer dengan Korea Utara (Korut), menyusul perjanjian terbaru yang ditandatangani Moskow dan Pyongyang untuk saling memberi bantuan militer jika salah satu negara diserang.

Wakil Menteri Luar Negeri Pertama Kim Hong-kyun menegaskan sikap Korsel kepada Duta Besar Rusia untuk Korsel Georgy Zinoviev di Seoul, Jumat (21/6/2024). Ia mengingatkan, dukungan Rusia akan membuat Korut makin besar kepala dan tak ragu-ragu menggunakan senjata nuklir untuk memenuhi hasratnya.

Mungkin anda suka

“Karena situasinya sudah pada titik di mana Korea Utara tidak akan ragu untuk menggunakan senjata nuklir,” kata Kemlu Korsel, mengutip pernyataan Kim.

Kim juga mengatakan Rusia, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, telah melanggar resolusi DK PBB dengan mengadakan kerja sama militer bersama Korut. Menurutnya, dengan mendukung Korut secara langsung atau tidak langsung, sudah pasti akan berdampak negatif bagi dunia internasional, khsusunya pada hubungan bilateral Rusia dengan Korsel.

Diketahui, Kementerian Luar Negeri Korsel memanggil Dubes Rusia untuk mengajukan protes atas perjanjian yang ditandatangani Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korut Kim Jong Un dalam pertemuan puncak di Pyongyang, Rabu (19/6/2024).

Perjanjian tersebut mengatur bantuan militer dan bantuan lainnya dari satu pihak ke pihak lain dengan segala cara dan tanpa penundaan, jika salah satu negara diserang atau berada dalam kondisi perang.

Pasal 4 perjanjian tersebut dianggap menjamin intervensi militer jika terjadi serangan terhadap salah satu negara, ketentuan yang memulihkan aliansi era Perang Dingin, 28 tahun setelah perjanjian pertahanan bersama antara Rusia dan Korut dibatalkan pada 1996.

Menanggapi permintaan Pemerintah Korsel, Zinoviev mengatakan segala upaya untuk mengancam dan memeras Rusia tidak dapat diterima. Ia pun mengatakan melalui unggahan di akun X Kedubes Rusia di Seoul bahwa kerja sama Rusia dengan Korut tidak ditujukan terhadap negara ketiga.

Zinoviev mengatakan kerja sama tersebut berkontribusi pada penguatan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan bahwa negaranya mematuhi prinsip dan norma hukum internasional.

Dia menegaskan Rusia tetap berkomitmen untuk membangun kerangka kerja guna hadirkan perdamaian dan stabilitas jangka panjang di kawasan tersebut berdasarkan prinsip keamanan yang tidak dapat dibagi.

Back to top button