Kalsel

Mau Menyadap, Petani di Tabalong Malah Dengar Tangisan, Ternyata Ada Bayi Dibuang Tanpa Selimut di Kebun Karet

INILAHKALSEL.COM, TABALONG – Sungguh malang nasib bayi ini, ia dibuang orangtuanya di semak belukar kebun karet di Kecamatan Upau, Kabupaten Tabalong, tanpa sehelai benang pun di tubuhnya, Sabtu (15/6/2024).

Bayi yang diperkirakan baru dilahirkan tiga jam ini, menangis sekencang-kencangnya sehingga suaranya terdengar seorang petani karet di Desa Masingai II RT 7, Kecamatan Upau.

Petani bernama Sismanto (69) ini yang sebelumnya ingin menyadap karet mendengar suara tangisan bayi langsung mencarinya.

Setelah beberapa saat mencari, betapa terkejutnya Sismanto, ternyata suara tangisan itu berasal dari bayi yang tergeletak di semak belukar kebun karetnya.

Tanpa pikir panjang, Sismanto langsung memungut bayi yang dibiarkan tanpa selimut sehingga seluruh badannya kotor oleh rumput kering di semak belukar itu.

Telihat tali pusarnya masih menempel diperut sang bayi dan tubuhnya juga terlihat pucat.

Penemuan bayi sekitar pukul 09.15 Wita itu pun menghebohkan warga setempat. Banyak yang melihatnya, termasuk Kepala Desa Masingai II, Tatak Adi Rahmanto yang juga anak Sismanto.

“Lokasi ditemukannya sekitar 50 meter dari rumah warga. Kalau dari rumah saya sekitar satu kilometer,” kata Kades Tatak.

Tatak menjelaskan, bayi tersebut diperkirakan baru berumur tiga jam dengan dibuktikan adanya tali pusar yang masih menempel pada tubuh bayi.

“Kira-kira masih umur 3 jam karena masih ada tali pusar masih ada sekitar satu jengkal,” jelas Tatak.

Bayi malang tersebut saat ditemukan dalam keadaan telanjang bulat tanpa busana dengan kondisi sudah pucat dan kotor.

“Kalau sekarang posisi bayi sudah di rumah saya dan sebelumnya sudah dirawat dan dibersihkan oleh ibu bidan desa,” ujarnya.

Penemuan bayi perempuan itu juga banyak mendapat komentar netizen setelah diposting di akun @tabalongupdate

Banyak komentar yang menyangkan perbuatan orangtua membuang bayi tersebut.

Akun @andinalutfi menyebut: “Kenapa membuang anak tu minimal dibajui dikasi selimut ditaruh dtempat yang layak kadada (tidak beisi (memiliki) hati lalu ya Allah”

Akun @norhakik mempertanyakan kenapa tidak diberi selimut sebelum dibuang: “Tega banget orangtuanya membuang. Sudah tidak diberi baju, selimu, disimpan di tanah rumput.”

Sengan aku @herl1n: “Astaghfirullah sampai hati membuang kayani kada pakai apa2 inya.”(atoe/nur muhammad/berbagai sumber)

Back to top button