Kalsel

NGERI! Digigit Kobra, Warga Kabupaten Banjar Tewas, WHO: 5,4 Juta Orang Digigit Ular Tiap Tahun

INILAHKALSEL.COM, BANJARMASIN – Tragis memang! Ingin bersih-bersih lingkungan rumah, seorang warga Perumahan Desa Bincau, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan tewas usai digigit ular Kobra.

Pria malang itu bernama Suriadi (63), ia tewas setelah digigit ular kobra, Kamis (27/3/2024). Kejadian itu terjadi saat warga Perumahan Desa Bincau, itu membersihkan rumahnya.

Menurut saksi mata di lokasi kejadian, Hidayat, saat itu korban sedang membersihkan pekarangan rumahnya yang sudah lama tidak dihuni. Tak pelak jika rumahnya banyak dipenuhi rumput ilalang yang cukup lebat dan tinggi.

BACA JUGA:Serangan Buaya Terjadi Lagi, Pria di Tanjung Dewa Kalsel Luka Parah, Diterkam saat BAB di Kapal Nelayan

Apalagi di situ banyak bekas tumpukan kayu dan benda-benda tak terpakai lainnya.

“Karena itulah, korban tak menyadari ada ular yang bersembunyi di balik tumpukan kayu-kayu bekas,” katanya.

Pada saat berusaha merapikan dan memindahkan tumpukkan kayu, tiba-tiba seekor kobra secepat kilat menggigitnya.

Setelah mendapat pertolongan warga, korban Suriadi langsung dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, takdir berkata lain, korban meninggal dalam perjalanan.

Kejadian ini menegaskan pentingnya meningkatkan kewaspadaan terhadap keberadaan hewan berbisa di sekitar lingkungan tempat tinggal.

Harus Waspada

Menyikapi hal ini, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kabupaten Banjar memberikan himbauan kepada seluruh masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap keberadaan ular dan hewan berbisa lainnya di sekitar rumah.

Menurut M. Kasyaf R, Kabid Damkar Kabupaten Banjar, himbauan ini menjadi penting mengingat meminimalisir kasus serupa akibat kurangnya perhatian terhadap lingkungan sekitar. Hal itu agar tidak ada lagi laporan warga yang digigit ular kobra.

“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pedesaan atau memiliki pekarangan yang jarang terurus, untuk selalu menjaga kebersihan dan merapikan lingkungan sekitar rumah guna mencegah berkembang biaknya hewan berbisa seperti ular kobra,” ujar Kabid Damkar M. Kasyaf R.

Dalam situasi seperti ini, penting bagi setiap individu untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, seperti:

1. Rutin membersihkan pekarangan rumah dari tumpukan kayu, rerumputan, dan sampah lainnya yang dapat menjadi tempat persembunyian bagi hewan berbisa.
2. Memastikan kebersihan lingkungan sekitar rumah, termasuk menyiram tanaman dan membersihkan tempat-tempat yang lembap.
3. Menggunakan sarung tangan dan alas kaki yang tertutup saat melakukan aktivitas di area yang berpotensi terdapat hewan berbisa.

Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar, diharapkan dapat mengurangi risiko terjadinya insiden serupa dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi seluruh masyarakat.

Pertolongan Pertama

Menurut akun Halodoc dari laman Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ), diperkirakan 5,4 juta orang di seluruh dunia digigit ular setiap tahunnya, dengan 1,8 hingga 2,7 juta kasus ular berbisa.

Terdapat sekitar 81.410 hingga 137.880 orang meninggal setiap tahun karena gigitan ular, dan tiga kali lebih banyak kasus amputasi serta cacat permanen setiap tahunnya.

Untuk itu, melakukan pertolongan pertama saat tergigit ular bertujuan agar racunnya tidak menyebar ke seluruh tubuh. Melalui gigitan itu, ular melepaskan racun yang memengaruhi pusat otak untuk mengatur pernapasan.

Akibatnya, korban akan mengalami serangkaian gejala, salah satunya sesak dan kesulitan untuk bernapas. Tanda atau ciri gigitan ular akan bervariasi, tergantung pada jenisnya.

Gejala umumnya ditandai dengan luka akibat tusukan taring, nyeri hebat, mual, sensasi rasa mint di mulut, dan muntah. Dalam kasus ekstrem, pernapasan korban bisa berhenti seketika.

Apa yang Harus Dilakukan

Setelah gigitan ular berbisa, muncul sensasi rasa terbakar di area yang terkena dalam waktu 15 sampai 30 menit. Kemudian, gejala akan berkembang menjadi bengkak dan memar pada area luka.

Lakukan beberapa langkah ini untuk membantu proses perawatan luka agar korban bisa tetap bertahan hidup:

1. Segera hubungi ambulans. Langkah pertama, segera hubungi tim medis untuk mengirimkan bantuan dan ambulans.

2. Jangan panik dan jangan bergerak (imobilisasi), tetap tenang dan jangan bergerak, karena setiap gerakan bisa meningkatkan penyerapan racun atau bisa ular.

3. Jangan lakukan intervensi. Intervensi adalah tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi atau mengatasi suatu masalah atau situasi tertentu.

4. Lepaskan benda yang korban pakai. Lepas semua perhiasan, jam tangan, atau pakaian di sekitar area gigitan ular.

5. Tekan area yang tergigit. Gigitan ular biasanya terjadi pada tungkai, jari kaki, kaki, lengan, dan tangan. Jika tergigit, berikan tekanan di area yang terdampak untuk menghentikan pergerakan racun.

6. Jangan mencuci bekas gigitan. Sebelum ambulans datang, jangan mencuci bekas gigitan ular. Selain itu, jangan mengisap area gigitan ular untuk mengeluarkan bisa. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi dari bakteri yang terkandung dalam air liur.

Jangan menggunakan tourniquet (karet sintetis) pada bagian yang tergigit. Sebab, aliran darah bisa berhenti dan berisiko menimbulkan kematian jaringan total. Kondisi ini bisa berujung amputasi.

Korban juga tidak boleh mengonsumsi kafein atau alkohol. Sebab, kedua minuman itu bisa mempercepat penyerapan racun di dalam tubuh.

BACA JUGA:Diterkam Buaya, Bapak dan Anak di Kotabaru Berjuang Mati-matian dalam Air, Polisi Lepaskan Tembakan Jasad Anak Berhasil Direbut

Bisa ular bisa menimbulkan beberapa komplikasi berbahaya, seperti:

– Memengaruhi fungsi jantung, menyebabkan gangguan irama jantung atau peningkatan denyut jantung.
– Merusak ginjal, sehingga mengganggu kemampuan tubuh untuk mengeluarkan limbah.
– Menyebabkan gangguan neurologis, termasuk kejang, halusinasi, dan koma. Selain gigitan ular, ketahui di sini: Ini 5 Hal yang – Menyebabkan Gangguan Saraf Otak.
– Luka akibat gigitan ular kobra dapat menjadi tempat infeksi bakteri.
– Merusak jaringan di sekitar lokasi gigitan, menyebabkan nekrosis dan gangren.
– Menyebabkan paralisis otot dan gangguan pernapasan, yang dapat mengancam nyawa.
– Bisa yang mengandung racun neurotoksin dapat menyebabkan kematian jika tak segera mendapat penanganan.(Kamarullah/nm didik/berbagai sumber)

Back to top button