News

Pasangan Jemaah Haji AS Berjalan Berjam-jam dan Meninggal Akibat Panas Ekstrem


Sepasang suami istri asal Amerika Serikat (AS) meninggal dunia karena sengatan panas saat menunaikan ibadah haji di Arab Saudi setelah pengelola rombongan mereka gagal menyediakan makanan dan air yang cukup di cuaca terik.

Pasangan suami istri asal Maryland itu berjalan selama lebih dari dua jam dalam suhu ekstrem yang terkadang melebihi 50 derajat Celsius. Alhaji Alieu Dausy Wurie, 71, dan Haja Isatu Wurie, 65, keduanya kelahiran Sierra Leone, hilang selama berhari-hari setelah  kehilangan kontak dengan putri mereka. Keduanya, mengutip The New Arab (TNA) setelah membayar masing-masing US$11.500 atau sekitar Rp188 juta untuk beribadah haji ke tanah suci seperti yang mereka impikan sepanjang hidupnya. 

Mungkin anda suka

“Meskipun ibadah haji sangat menyenangkan dan penting bagi mereka, layanan yang mereka terima tidak memadai,” kata putri mereka, Saida Wurie, kepada BBC. Kelompok Jemaah tersebut gagal memenuhi banyak kebutuhan penting yang dijanjikan, seperti air dan makanan yang cukup, di tengah cuaca yang sangat panas.

“Mereka harus pergi selama beberapa hari untuk mencari makanan sendiri, padahal paket tersebut seharusnya disertakan dengan makanan setiap hari,” katanya kepada stasiun televisi Inggris itu.

Dengan persediaan yang minim di tengah terik matahari, pasangan itu mengatakan kepada Wurie bahwa mereka menjalani hidup hari demi hari berupaya memastikan tetap terhidrasi. Putrinya yang berduka kini berusaha menemukan jenazah dan barang-barang pribadi mereka di Arab Saudi, dan menyelesaikan pertanyaan yang belum terjawab mengenai penyebab kematian mereka.

Insiden ini menyoroti kekhawatiran yang sedang berlangsung mengenai keselamatan para jamaah, terutama mereka yang tidak memiliki izin sesuai peraturan Kerajaan Arab Saudi, ketika gelombang panas melanda wilayah tersebut.

Pada hari Minggu (23/6/2024), Kerajaan Arab Saudi mengumumkan bahwa lebih dari 1.301 orang meninggal selama ibadah haji dan sebagian besar korban tidak memiliki izin resmi. “Sayangnya, jumlah kematian mencapai 1.301, dengan 83 persen di antaranya tanpa izin untuk menunaikan ibadah haji dan berjalan jauh di bawah sinar matahari langsung, tanpa tempat berlindung atau kenyamanan yang memadai,” lapor kantor berita resmi Saudi Press Agency .

Korban tewas berasal dari lebih dari 10 negara mulai dari Amerika hingga Indonesia. Beberapa negara terus memperbarui jumlah totalnya. Warga Mesir menyumbang 658 kematian, sebanyak 630 di antaranya adalah peziarah tidak terdaftar, menurut laporan.

Media Saudi sebelumnya melaporkan peringatan berulang-ulang dari Kementerian Kesehatan kepada jamaah haji untuk menghindari paparan sinar matahari langsung terlalu lama dan bahwa panas ekstrem menimbulkan risiko bagi kesehatan mereka. 

Arab Saudi telah mengumumkan bahwa 1,8 juta jamaah menunaikan ibadah haji. Pada tahun 2023, media di luar kerajaan melaporkan bahwa 203 orang meninggal selama ibadah haji yang berlangsung pada akhir Juni tahun itu.

Back to top button