Market

Rupiah Anjlok di Atas Rp16.300/US$, Siap-siap Tiket Pesawat Terbang Naik


Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS (US$) kembali melemah 75 poin pada penutupan perdagangan Selasa (2/7/2024), ke posisi Rp16.396/US$. Pada pembukaan perdagangan, nilai tukar mata uang Garuda menclok di level Rp16.321/US$.

Sedangkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, ditutup Rp16.384/US$. Atau melemah 29 poin dibandingkan Senin (1/7/2024) sebesar Rp16.355/US$.

Atas pelemahan ini, sejumlah maskapai penerbangan mendesak agar Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengerek naik tarif batas atas (TBA) tiket pesawat terbang.

“Kalau saya harapkan tarif diatur mekanisme pasar. Kami juga berharap Kementerian terkait bisa mencari solusi terkait dengan melemahnya nilai tukar mata uang USD terhadap rupiah,” ujar Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Denon Prawiraatmadja, Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Denon menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS ini, menimbulkan beban pengeluaran maskapai bertambah. Khususnya kelas ekonomi yang selama ini mengikuti tarif batas atas (TBA) yang ditetapkan Kemenhub.

Ketika biaya operasional bertambah karena pelemahan rupiah, kata dia, semestinya dilakukan penyesuaian harga tiket yang dibebankan kepada masyarakat, atau pengguna jasa transportasi udara.

“Pelemahan rupiah jelas berdampak kepada belanja modal yang saat ini sebagian besar impor. Terutama bahan bakar, suku cadang pesawat, dan lainnya,” papar Denom.

Beban itu, kata dia, belum termasuk pengeluaran lain-lain, seperti pajak bandara yang biasanya masuk komponen harga tiket pesawat. Diharapkan, pemerintah tidak hanya memberikan kemudahan berupa insentif semata. Namun juga kemudahan kepada maskapai untuk meningkatkan traffic
 

Back to top button