News

Rusia Gempur Lapangan Udara Ukraina Persulit Kedatangan Jet F-16 Buatan AS


Kedatangan jet tempur F-16 masih belum pasti waktunya. Namun Rusia sudah mengincar pesawat tempur buatan Amerika Serikat (AS) itu agar tidak dapat beroperasi. Salah satunya dengan menghancurkan lapangan udara Ukraina yang akan digunakan untuk F-16. 

Sejak beberapa hari terakhir, terjadi peningkatan serangan udara Rusia menargetkan lapangan udara Ukraina. Serangan ini tampaknya merupakan upaya Moskow untuk menghancurkan infrastruktur Kyiv yang akan digunakan untuk mengoperasikan Fighting Falcon-nya.

Klaim yang muncul di media sosial menunjukkan bahwa Armada Laut Hitam Rusia (BSF) menyerang infrastruktur Ukraina, termasuk lapangan terbang di Vasilkov dekat Kyiv, pada 22 Juni, menggunakan rudal jelajah Kalibr yang diluncurkan dari laut. Sebuah video kemudian dipublikasikan di Platform X (sebelumnya Twitter) yang menunjukkan setidaknya empat rudal sedang terbang.

Kumpulan foto lainnya kemudian muncul di media sosial, mengutip laporan EurAsian Times, menunjukkan apa yang diyakini sebagai kehancuran akibat serangan tersebut. Klaim tersebut dibuat oleh blogger militer pro-Rusia, namun Angkatan Bersenjata Ukraina belum mengomentari serangan tersebut.

EurAsian Times, dalam laporannya tidak dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen. Namun, ketika laporan mulai berdatangan, beberapa pengamat militer menilai mengamati aksi Rusia itu tampaknya merupakan strategi untuk mengurangi kemampuan tempur Angkatan Udara Ukraina dengan menghancurkan lapangan udara dan pangkalan yang kemungkinan akan menampung F-16.

Jika laporan tersebut asli, ini mungkin merupakan serangan kedua terhadap Vasilkov bulan ini. Sebelumnya, beberapa laporan di media lokal berbahasa Rusia menyebutkan bahwa serangan terbaru menargetkan depot minyak di lapangan terbang itu. Mereka juga mencatat bahwa apinya begitu kuat sehingga genangan busa putih yang digunakan untuk memadamkannya terlihat dari angkasa.

Sebelumnya, Rusia melancarkan serangan rudal terhadap Starokostyantyniv di daerah Khmelnytsky, yang diyakini merupakan lokasi pangkalan udara Ukraina cukup besar dan diperkirakan akan menampung jet tempur F-16 begitu mereka tiba.

Rusia telah berulang kali mengancam akan menyerang lapangan terbang Ukraina mana pun yang menampung F-16. Hampir semua lapangan udara yang mungkin menampung jet-jet tersebut diyakini berada dalam jangkauan rudal Rusia. Ukraina sudah menangkap ancaman ini dan mengumumkan akan menempatkan beberapa F-16 di wilayah NATO untuk melindungi mereka dari serangan Rusia.

Ukraina akan menerima jet tempur F-16 Denmark dalam beberapa minggu mendatang. Selain Denmark, Belanda, Norwegia, dan Belgia juga telah menjaminkan pesawat tersebut kepada pasukan Kyiv. Beberapa negara ini bahkan menyarankan agar Ukraina menggunakan pesawat tersebut untuk melancarkan serangan di wilayah Rusia, sehingga membuat Kremlin lebih waspada terhadap kedatangan mereka.

Penilaian yang dilakukan Institut Studi Perang (ISW) awal bulan ini mencatat bahwa pasukan Ukraina mengintensifkan upaya untuk menurunkan kemampuan sistem pertahanan udara Rusia sebelum menerima jet tempur F-16.

Ukraina dilaporkan telah melakukan kampanye strategis ini untuk melemahkan pertahanan Rusia dan memungkinkan penggunaan pesawat berawak sayap tetap secara lebih efektif dalam konflik tersebut. Militer Ukraina baru-baru ini telah menargetkan instalasi pertahanan udara utama Rusia. Beberapa visual menunjukkan sistem pertahanan udara modern, seperti S-400 dihantam drone Ukraina.

Sistem pertahanan udara S-300/S-400 dan pesawat tempur Su-57 sangat penting bagi Rusia untuk membatasi operasi udara Ukraina di dekat garis depan dan mendukung operasi ofensifnya di Ukraina. Terdapat indikator bahwa Kyiv telah dengan cermat menargetkan semua platform ini.

Rusia Salahkan Amerika Serikat

Menurut pihak berwenang Rusia, serangan pesawat tak berawak dan rudal Ukraina di Krimea pada tanggal 23 Juni mengakibatkan enam korban jiwa dan lebih dari 100 luka-luka pada warga sipil. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, tanggung jawab atas serangan rudal yang disengaja terhadap warga sipil ada pada Amerika Serikat dan Ukraina. 

Mereka mengklaim bahwa serangan Ukraina melibatkan rudal ATACMS (Army Tactical Missile System) yang disediakan AS. Lebih lanjut disebutkan bahwa pertahanan udara Rusia berhasil menembak jatuh 33 drone Ukraina di distrik barat Bryansk, Smlensk, Lipetsk, dan Tula di Rusia.

Ada juga laporan yang menunjukkan bahwa Ukraina diduga menyerang gudang Rusia yang digunakan untuk meluncurkan drone buatan Iran dan melatih taruna. “Citra satelit baru mengkonfirmasi penghancuran fasilitas penyimpanan dan persiapan Shahed-136/Geran-2, gedung pelatihan, titik kontrol dan komunikasi UAV yang terletak di Wilayah Krasnodar pada malam 21 Juni,” tulis pejabat angkatan laut dalam sebuah postingan di Facebook.

Di pihak lain, Rusia telah mengintensifkan penggunaan bom berpemandu untuk menyerang wilayah Ukraina. Serangan baru di Kharkiv menewaskan sedikitnya satu orang pada tanggal 23 Juni, sementara setidaknya lima orang tewas dalam serangan serupa terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di Kharkiv pada tanggal 22 Juni.

Menyusul insiden tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta sekutunya untuk memperkuat pertahanan udara Ukraina dalam pidato video. “Sistem pertahanan udara modern untuk Ukraina – seperti Patriot, percepatan pelatihan pilot kami untuk F-16, dan yang paling penting, jangkauan senjata kami yang memadai – benar-benar diperlukan,” katanya.

Selain menargetkan bangunan sipil, Rusia juga menyerang infrastruktur listrik Ukraina pada akhir pekan. Pejabat Ukraina menyatakan bahwa Rusia melancarkan serangan besar-besaran terhadap infrastruktur energi Ukraina, menargetkan jaringan listrik negara tersebut. Menurut Kementerian Energi Ukraina, serangan ini menandai kesembilan kalinya Rusia menyerang instalasi infrastruktur energi dalam tiga bulan terakhir.

Back to top button