Market

Rusunnya Belum Ada, 3.246 ASN Terancam Batal Pindah ke IKN


Naga-naganya, pindahan tahap pertama sebanyak 3.246 Aparatur Sipil Negara (ASN)  ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, pada Juli-November 2024, bakal molor. Bahkan bisa saja batal karena tempat tinggal mereka belum jelas.

Ternyata, rusun ASN di IKN sebanyak 166 tower yang berskema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) itu, baru 14 yang tutup atap alias topping off. Masih kurang 152 tower lagi. Pada Agustus nanti, kemungkinan hanya 12 tower yang sudah benar-benar bisa dihuni.

Dengan skema KPBU ini, pemerintah sangat berharap uluran tangan para pengembang kakap untuk menggarap proyek ini.  Salah satunya PT Ciputra Development Tbk. Awalnya, emiten properti bersandi CTRA ini menyanggupi pembangunan 10 rusun senilai Rp3,5 triliun.

Saat ini, kata Direktur CTRA, Harun Hajad, masih dalam tahap finalisasi studi kelayakan atau feasibilities study. Artinya, belum akan dibangun tahun ini. Bisa tahun depan, atau masih depannya lagi. Karena prosesnya panjang. Setelah mengantongi persetujuan FS, pengkurasian desain rusun, masih harus melalui tahap lelang.

“Kalau (KPBU rumah susun ini, baru pertama kali. Makanya formulanya dan segala macam, baru dibikin (pemerintah). Itu yang bikin lama,” kata Harun di sela paparan publik di Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Masalah lain yang cukup mengganggu adalah rusun ASN yang dibangun investor, tidak boleh berbeda dengan yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR).

Aturan itu langsung disambut Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dengan menetapkan Service Level Agreement (SLA) yang sangat tinggi terkait bangunan cerdas. Hal ini bisa menjadi masalah besar. Membuat minat investor menjadi buyar.

Sementara, calon investor KPBU terlanjur mengajukan SLA bangunan cerdas versi masing-masing yang berbeda. Hal ini menyebabkan OIKN kelabakan. Dan belum ada kepastian hingga saat ini.

Selain Ciputra yang tertarik KPBU rusun ASN, terdapat pengembang lain yakni Korea Land and Housing Corporation (KLHC), PT Risjadson Brunsfield Nusantara-CCFG Corp (Konsorsium Nusantara), PT Summarecon Agung Tbk, PT Perintis Triniti Properti Tbk (Konsorsium Triniti) dan PT Nindya Karya (Persero).

Di mana, Summarecon kepincut membangun 6 tower, Konsorsium Triniti 8 tower, Nindya Karya 8 tower, Intiland 109 tower, Ciputra 10 tower dan 20 rumah tapak.

Sementara, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono tetap optimistis pembangunan rusun ASN berjalan sesuai target. Alasannya, banyak pengembang perumahan ataupun investor yang berminat membangun rusun ASN di IKN.

“Karena pasti dibeli pemerintah. Siapa yang tidak mau? Kalau memang ada pengembang lebih baik pengembang (bangun). Nanti bisa dibeli. Kalau (rusun ASN) itu jadi rumah dinas, terlalu mahal menurut saya,” kata Basuki.

Saat ini, kata Basuki, bolanya berada di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Skema KPBU untuk pembangunan rusun ASN di IKN, bisa terlalu mahal. Akan berbeda jika pembangunannya dibiayai dari utang (loan).

“Kalau KPBU untuk perumahan, menurut saya terlalu mahal. Cost of money atau biaya dananya terlalu mahal. Kita masih hitung betul. Mending loan, biaya dananya lebih kecil. Paling bunganya 1 persen,” kata Basuki. 
 

Back to top button