Hangout

Skandal Hollywood: Justin Baldoni Tuntut Blake Lively Rp6 Triliun, Ada Apa?


Drama di balik layar film It Ends With Us berubah menjadi perseteruan hukum besar antara Justin Baldoni, Blake Lively, dan Ryan Reynolds. Aktor sekaligus sutradara Justin Baldoni melayangkan gugatan senilai $400 juta (sekitar Rp 6 triliun) terhadap Lively, Reynolds, serta tim mereka atas tuduhan fitnah, pemerasan, dan pelanggaran kontrak.

Gugatan tersebut diajukan pada Kamis, 16 Januari 2025, di Pengadilan Distrik Selatan New York. Baldoni, bersama tim produser Jamey Heath, humas Jennifer Abel, dan pakar krisis Melissa Nathan, menuduh Lively dan timnya, termasuk humas Leslie Sloane dari Vision PR, Inc., berupaya mengambil alih kontrol kreatif film It Ends With Us dengan cara yang tidak etis.

Baca Juga:  Eddy Soeparno: Peringatan Imlek Jadi Bagian Mensyukuri Keberagaman

Gugatan dan Tuduhan Serius

Baldoni menuduh Lively menyebarkan informasi yang telah dimanipulasi dan diedit secara tidak wajar untuk merusak reputasinya. Dalam pernyataan resminya, pengacara Baldoni, Bryan Freedman, menegaskan bahwa pihaknya memiliki bukti kuat berupa pesan teks, email, dan rekaman video yang menunjukkan upaya manipulasi oleh Lively dan timnya.

“Lively dan timnya berusaha menghancurkan reputasi Baldoni dan timnya demi alasan yang sangat egois. Namun, dokumen tidak pernah berbohong, dan kami siap membuktikan kebenaran,” tegas Freedman.

Dua Gugatan Berlawanan

Perseteruan ini bermula dari gugatan yang diajukan Lively pada Desember 2024. Ia menuduh Baldoni melakukan pelecehan seksual dan melancarkan kampanye pencemaran nama baik sebagai balasan atas pengaduannya. Lively mengklaim bahwa perilaku Baldoni selama proses produksi dan promosi film membuatnya mengalami trauma dan kecemasan berat.

Baca Juga:  Prediksi 25 Lagu Green Day akan Dibawakan saat Konser di Jakarta

Namun, Baldoni balik menuding Lively dan timnya memanfaatkan media untuk memutarbalikkan fakta sebelum mengambil tindakan hukum resmi. “Mereka menggunakan manipulasi berbahaya demi menghancurkan reputasi tanpa dasar hukum yang jelas,” tambah Freedman.

Tidak Hanya Lively

Gugatan ini datang hanya beberapa minggu setelah Baldoni menggugat The New York Times atas laporan yang disebutnya sebagai “cherry-picked” atau dipilih secara sepotong-sepotong untuk memutarbalikkan konteks. Artikel tersebut mendukung pernyataan Lively terkait tuduhan terhadap Baldoni.

Dalam wawancaranya dengan NBC News pada awal Januari 2025, Freedman menyatakan bahwa Baldoni ingin publik mengetahui kebenaran melalui bukti-bukti otentik. “Kami tidak memiliki apa pun untuk disembunyikan. Bukti akan berbicara sendiri,” katanya.

Baca Juga:  Kata Kemenkes soal Kasus Anemia 8.800 Remaja Putri di Karawang, Gara-gara Seblak?

Blake Lively vs. Justin Baldoni: Babak Panjang Drama Hukum

Blake Lively belum memberikan tanggapan resmi terkait gugatan Baldoni ini, begitu pula dengan Ryan Reynolds. Namun, Lively sebelumnya menyatakan dalam wawancara dengan The New York Times, “Saya berharap tindakan hukum saya membantu mengungkap taktik balas dendam yang berbahaya ini dan melindungi mereka yang mungkin menjadi target berikutnya.”

Back to top button