UPDATE Video Viral Guru yang Sebut Kadisdikbud Kalsel Tak Punya Abad, 500 Orang Siap Demo Gubernur
INILAHKALSEL.COM, BANJARBARU – Viralnya video seorang guru yang memprotes kelakukan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan (Kadisdikbud Kalsel) yang dinilainya tak punya adab saat pertemuan, berbuntut panjang.
Hari ini, Rabu (4/9/2024) beredar kabar bahwa besok lusa, Jumat (6/9/2024), sejumlah orang akan menggelar aksi unjuk rasa memprotes kelakuan tak senonoh Kadisdukbud Kalsel tersebut.
Aksi unjuk rasa itu digelar setelah viral di media sosial, video curhat seorang guru bernama Amalia Wahyuni yang kesal karena diusir dari sebuah rapat karena berani menegur Kadisdikbud yang merokok dalam pertemuan di ruangan ber-AC tersebut.
Imbas dari viralnya kejadian ini, 500 orang dari Barisan Anak Bangsa Anti Kecurangan Kalimantan Selatan akan menggelar aksi unjuk rasa menuntut pemecatan kepala dinas tersebut.
Unjuk rasa dijadwalkan digelar pada Jumat (6/9/2024) pukul 10.00 Wita di depan Kantor Gubernur Kalsel di Kota Banjarbaru.
Koordinator aksi, Aliansyah, dalam surat yang beredar mengatakan pihaknya akan menuntut kepada Gubernur Kalimantan Selatan untuk memecat kepala dinas tersebut.
Video Protes Guru
Sebelumnya, sebuah postingan video di media sosial Instagram menjadi viral usai seorang guru mengirimkan pesan untuk Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor menjadi perhatian ribuan netizen Banua, Selasa (3/9/2024) kemarin.
Dalam postingan itu, guru perempuan ini protes kelakuan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel yang dinilai tidak memiliki abad saat menghadiri pertemuan resmi.
Menurut guru perempuan ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel tersebut datang kepertemuan menggunakan sandal jepit. “Selain menggunakan sendal jepat, kepala dinas ini merokok padahal ruangannya ber-AC,” jelas guru ini.
Guru ini mengaku sudah memberikan teguran kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel agar tidak merokok. “Saya menegur kepala dinas agar tidak merokok, eh malah saya yang disuruh keluar,” katanya seperti dilansir akun @habarbanuakalimantan dan @infomtp yang dikutip hari ini, Selasa (3/9/2024).
Nah, untuk mengetahui kronologi kejadian simak secera lengkap pesan seorang guru untuk Gubernur Kalsel:
Peristiwa bermula ketika saya mendapat tugas menjadi peserta rapat koordinasi tim pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan SMK tahap II yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel pada Senin, 2 September 2024.
Dari awal acara berjalan lancar, sampai suatu ketika pejabat2 yang memberikan kata sambutan, panitia pelaksana berkata, jika ada Kadisdikbud nya masuk, dimohon untuk tidak memainkan hp, karena beliau tidak suka ketika berbicara, ada yang main hp. Saya pikir, orang ini pasti berdedikasi tinggi terhadap jabatan, orang yang berwibawa, sampai2 harus seperti itu, karena saya suka orang yang disiplin seperti itu, tidak berbicara/main hp ketika ada orang di depan berbicara.
Peserta yang datang, diantaranya guru2 BK, guru2 mapel, guru2 wakasek. Dari beberapa kabupaten di Kalsel.
Namun ketika beliau datang, sungguh persepsi saya langsung berubah, beliau masuk ballroom dengan sendal, kemudian dengan sebatang rokok di tangan, berjalan seperti orang yang bijaksana. Seketika mood saya langsung berubah, karena saya tidak tahan dengan asap rokok. Kemudian, saya pikir berhenti disitu saja. Setelah beliau duduk di meja atas, bliau turun kbwh utk brbincang dg pserta, namun msh mnyalakan rokok. Kmudian, sy tegur dg perlahan.
“Mohon maaf pak, saya tidak tahan mencium asap rokok”. Yang sangat saya sayagkan adalah, adab beliau di tengah2 rapat koordinasi, di ruangan ber AC, yang mana angin yang dikeluarkan oleh AC, ya dari situ2 juga. Otomatis asap pun akan menempel di mana2, juga keluar masuk lewat AC.
Yang sangat disayangkan lagi adalah saya diusir dari ruangan, seharusnya beliau lah yang keluar dari ruangn, bukan saya. Setelah saya diusir, beliau menanyakan tempat bekerja saya, kemudian saya berucap “bapak minta dihargai, namun bapak tidak menghargai saya”. Setelah saya keluar dari ruangan, tidak lama kemudian saya ditelpon oleh atasan saya, disuruh pulang.
Ketika saya membuat pernyataan ini, saya sudah menerima konsekuensinya. Tidak apa, jika saya dipecat. Saya yakin, kebenaran akan selalu menang. Kalaupun saya dipecat, berarti rezeky saya menjadd guru, sudah sampai disitu.
Apakah kebenaran memang harus seperti ini? Beliau berada di lingkup dunia pendidikan, kenapa adab yang beliau miliki begitu rendah? Harusnya menjadi public figure yang baik kepada bawahan, berutal boleh, namun harus tau tempatnya. Ingat pak, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Utamakan adab, dari pada ilmu.(nur muhammad/yayu/berbagai sumber)