KalselNews

Usai Bapak dan Anak Diterkam Buaya, Predator Kotabaru Berulah Lagi, Kali Ini Nenek Radiah Dicabik-cabik hingga Tewas

INILAHKALSEL.COM, KOTABARU – Kasus warga diterkam buaya di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) terjadi lagi di 2024 ini. Pada Januari lalu, seorang bapak dan anaknya diterkam buaya yang menewaskan sang anak di Desa Pantai, Kecamatan Kelumpang Selatan.

Kali ini kasus yang sama terjadi lagi, seorang perempuan tua sempat dinyatakan hilang usau diterkam buaya di Sungai Bangkalaan Melayu, Desa Bangkalaan Melayu, Kecamatan Kelumpang Hulu, Kotabaru.

BACA JUGA:Serangan Buaya Terjadi Lagi, Pria di Tanjung Dewa Kalsel Luka Parah, Diterkam saat BAB di Kapal Nelayan

Jenazah Radiah (67) berhasil ditemukan tim pencari 2 kilometer dari titik hilangnya dari Sungai Bangkalaan Melayu.

Awalnya, Radiah dikabarkan hilang saat mencuci pakaian dan piring di sungai tersebut pada Sabtu (30/3/2024) pukul 06.00 Wita.

Setelah ditemukan warga berkesimpulan, penyebab kematiannya perempuan tua itu diduga kuat karena gigitan predator Sungai Bangkalaan Melayu itu.

Hal itu berdasarkan bukti-bukti pemeriksaan pihak medis, terdapat sejumlah luka di tubuh korban yang seperti bekas cabikan buaya.

Kapolres Kotabaru, AKBP Dr Tri Suhartanto SH MH MSi melalui Kapolsek Kelumpang Hulu, IPDA Agus Setiawan menjelaskan kronologi hilangnya nenek Radiah di Sungai Bangkalaan Melayu itu.

Seorang saksi mata yang merupakan warga setempat mengatakan tidak melihat keberadaan Radiah pagi itu sekitar pukul 06.15 Wita.

Ia dan saksi lainnya mendengar bunyi suara tercebur saat kejadian itu, namun setelah diperiksa mereka tak menemukan Radiah di tepi sungai, hanya ada beberapa piring kotor sehingga diduga Radiah terjatuh ke sungai.

Setelah menerima laporan hilangnya nenek Radiah, pihaknya kemudian melakukan upaya pencarian di bantaran sungai di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

“Setelah dilakukan upaya pencarian dan penyisiran yang dilakukan oleh Polsek Kelumpang Hulu bersama aparat Pemerintahan Desa Bangkalaan Melayu dibantu oleh warga desa, pada pukul 17.28 Wita pada hari itu juga korban ditemukan sekitar 2 kilometer dari TKP,” kata IPDA Agus.

Saat ditemukan, korban dalam keadaan meninggal dunia serta ditemukan beberapa mata luka terbuka pada lutut kaki kanan, paha kaki kiri dan betis kaki kiri,” ungkap IPDA Agus lagi.

Setelah dilakukan pemeriksaan medis oleh pihak Puskesmas Sungai Kupang, dugaan sementara penyebab luka pada korban karena digigit buaya.

Ketika korban akan diotopsi, keluarga korban tidak bersedia dan menolak serta telah ikhlas menerima kejadian tersebut sebagai musibah.

IPDA Agus, seperti dikutip dari laman Polres Kotabaru, Senin (1/4/2024), mengimbau kepada warga yang tinggal di bantaran sungai agar berhati-hati dan waspada.

“Sebaiknya tidak lagi mandi dan mencuci apapun di sungai Bangkalaan Melayu karena rawan buaya,” papar IPDA Agus.

Periksa Tambak Diterkam Buaya

Diberitakan sebelumnya, bapak dan anak di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan berjuang mati-matian menyelamatkan diri dari terkaman buaya berukuran besar.

Dalam peristiwa yang terjadi di Desa Pantai, Kecamatan Kelumpang Selatan, Kabupaten Kotabaru, sang bapak berhasil selamat dari amukan buaya, semantara anaknya tak bisa diselamatkan dan tewas di mulut predator tersebut.

Kronologi kejadian berawal saat seorang bapak bernama Samsudin bersama anaknya, Muhammad Mukhtar, bermaksud memeriksa tambak pada hari Rabu (10/1/2024) malam sekitar pukul 19.30 Wita.

Setibanya di tambak, Samsudin dan Mukhtar langsung menceburkan diri ke air.

Tanpa mereka sadari gerak-gerik mereka sudah diawasi seekor buaya besar dan berada di dekat tambak, dan begitu ayah dan anak itu bercebur ke tambak langsung diserang.

Serangan buaya mengarah pada Mukhtar yang posisinya lebih dekat, dengan ganas predator ini menerkam tubuh si anak.

Mengetahui anaknya diserang, Samsudin yang membawa parang berusaha menyelamatkan anaknya dengan menebas ke arah buaya.

Buaya balik menyerang Samsudin dan menggigitnya mengenai jari-jari kanan serta pergelangan tangan kiri Samsudin.

Mendapat serangan ini, Samsudin berupaya menghindar dan menjauh.

Nahasnya, buaya berbalik kembali menyerang dan menerkam Mukhtar lalu menyeretnya ke dasar tambak.

Samsudin pun lari memberitahu Misri, yang tambaknya berada bersebelahan.

Misri kemudian melapor ke Kepolisian Polsek Kelumpang Selatan.

Polsek Kelumpang Selatan langsung berkoordinasi dengan pihak Kecamatan dan warga untuk menuju ke tambak.

Puluhan melakukan pencarian di malam itu, hingga melihat buaya berada di bawah pohon bakau di Desa Sungai Nipah, sungai perbatasan desa.

Buaya berada di permukaan air sungai dan di mulutnya masih terlihat tubuh korban.

Kanit Reskrim Polsek Kelumpang Selatan, Aipda Sutikno langsung mendekati posisi buaya, dalam jarak sekitar 10 meter menembak kepala buaya dengan menggunakan senpi hingga korban terlepas dari gigitan predator itu.

Setelah melepas korbannya, buaya itu pun menghilang.

Tubuh korban ditemukan di sungai, kemudian dievakuasi menggunakan perahu.

Kapolsek Kelumpang Selatan, Ipda Agus Suyanto membenarkan kejadian ini.

“Tubuh korban ditemukan dengan kondisi meninggal dunia sekitar pukul 21.30 Wita,” ujarnya.

BACA JUGA:Diterkam Buaya, Bapak dan Anak di Kotabaru Berjuang Mati-matian dalam Air, Polisi Lepaskan Tembakan Jasad Anak Berhasil Direbut

Korban mengalami pada bagian kepala. “Sedangkan ayahnya yang bernama Samsudin, selamat mengalami luka di bagian tangan yang saat itu langsung dibawa ke Puskesmas Pantai,” jelasnya.

Kapolsek meminta masyarakat di Desa Pantai lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas di sungai dan tambak.

“Warga agar berhati-hati, terutama beraktivitas malam hari, sehingga kejadian seperti ini tidak terulang,” ujarnya.(erna/yayu/nm didik)

Back to top button