Hangout

Warga Australia Beralih dari Mobil ke Sepeda Karena Krisis Biaya Hidup


Semakin banyak warga Australia yang memilih untuk bepergian dengan sepeda dan meninggalkan mobil mereka sebagai upaya menekan tagihan rumah tangga karena krisis biaya hidup yang terus berlanjut.

Mengutip laman Drive, Minggu (6/10/2024), data yang dikumpulkan oleh Bicycle Network menunjukkan jumlah orang yang melakukan perjalanan dengan sepeda telah meningkat rata-rata 6 persen di seluruh Australia dan 4 persen di Victoria dibandingkan tahun lalu.

Tren meninggalkan mobil dan beralih ke sepeda untuk menghemat uang didukung oleh survei tahun 2023 oleh Climate Council of Australia. Survei itu mengungkapkan 71 persen orang Australia harus mengambil langkah untuk memangkas biaya berkendara di tengah melonjaknya biaya bahan bakar.

Bahkan, SPBU di Sydney, misalnya, membebankan harga tertinggi untuk bahan bakar pada tahun 2024.

Analisis terbaru yang dilakukan oleh National Roads and Motorists Association (NRMA) menemukan Sydney memiliki harga rata-rata tertinggi 222,9 sen per liter pada bulan April tahun ini, dan rekor harga tertinggi 237,9 sen.

Baca Juga:  Hector Souto Matangkan Fisik Pemain Jelang Semifinal Piala AFF Futsal 2024 Lawan Thailand

Menurut data yang dikumpulkan oleh Australian Automobile Association (AAA) dari kuartal kedua tahun ini, rata-rata rumah tangga, yang terdiri atas pasangan dengan dua anak, menghabiskan sekitar 459 dolar Australia atau sekitar Rp5 juta per minggu untuk biaya operasional mobil –dengan cicilan kredit dan bahan bakar mencapai lebih dari dua pertiga jumlah tersebut.

Pada kuartal yang sama tahun lalu, rata-rata biaya operasional mobil adalah 415 dolar Australia (Rp4,4 juta), menurut AAA, yang menunjukkan bahwa kepemilikan mobil telah menjadi jauh lebih mahal pada tahun lalu.

Sementara indeks harga konsumen naik 4,1 persen pada tahun 2023, lanjut AAA, pengeluaran rumah tangga Australia untuk transportasi meningkat lebih dari tiga kali lipat.

Baca Juga:  LISA Kepedasan Jajal Rendang, Tapi Ketagihan

Data menunjukkan bahwa masyarakat di ibu kota sekarang menghabiskan 17 persen dari pendapatan mereka untuk transportasi –rata-rata 434,77 dolar Australia (Rp4,6 juta) per minggu– sementara rumah tangga di daerah menghabiskan 15,4 persen.

Selain bahan bakar, biaya awal mobil dan cicilan kredit, biaya-biaya lain yang berhubungan dengan mobil termasuk asuransi, servis, ban dan registrasi.

Laporan dari situs pembanding asuransi Mozo mengungkapkan warga Australia kini membayar rata-rata 1.717 dolar Australia (Rp18,35 juta) per tahun untuk asuransi mobil komprehensif, dengan premi yang telah meningkat 16 persen dalam 12 bulan terakhir.

Selain itu, sebuah survei oleh situs perbandingan keuangan Finder pada bulan Juni menemukan bahwa dari 961 pengendara yang disurvei, 16 persen telah membatalkan atau menurunkan polis asuransi mobil mereka dalam 12 bulan terakhir karena kenaikan premi dan masalah biaya hidup secara keseluruhan.

Baca Juga:  Waspada Bahaya Thrifting, mulai Masalah pada Kulit hingga Penyakit Kelamin

Penelitian ini menemukan 5 persen pengemudi mengabaikan polis mereka, sementara 11 persen menurunkan polis mereka untuk menghemat uang, dan 9 persen tidak memiliki perlindungan di luar pihak ketiga yang diwajibkan.

“Banyak yang terpaksa mengabaikan polis mereka karena mereka mencoba untuk tetap bertahan hidup,” kata pakar asuransi di Finder Tim Bennett.

“Meskipun ada tekanan, tidak memiliki asuransi mobil sama sekali akan membuat Anda terekspos secara finansial jika terjadi kecelakaan, pencurian, ban kempes, atau bahkan bencana alam,” tambahnya.

Pengiriman mobil baru juga terkena dampak, telah masuk ke wilayah negatif selama dua bulan berturut-turut, yang merupakan rentetan terpanjang dalam dua tahun terakhir.

Menurut data terbaru VFACTS yang disediakan oleh Kamar Industri Otomotif Federal (FCAI), sebanyak 99.881 kendaraan baru terjual di Australia bulan lalu, turun 9,8 persen dari penjualan September 2023.

Back to top button