News

Anggota Kongres Usulkan Pemakzulan Donald Trump dalam 30 Hari


Anggota Kongres dari Partai Demokrat Al Green telah mengumumkan niatnya untuk mengajukan pasal-pasal pemakzulan terhadap Presiden AS Donald Trump dalam 30 hari ke depan. Alasannya, pemimpin AS itu tidak layak memegang jabatan.

“Kita butuh Senat yang akan menghukumnya kali ini, dan saya ingin Anda tahu, dari lubuk hati, saya memahami bahwa dia adalah Goliath. Dia mengendalikan para jenderal di militer. Dia mengendalikan Departemen Kehakiman. Dia mengendalikan Partai Republik, tetapi teman-teman, untuk setiap Goliath, ada David. Dan saya ingin Anda tahu, Tuan Presiden, David ini akan mengajukan pasal-pasal pemakzulan terhadap Anda dalam 30 hari ke depan,” kata Green dalam sebuah rapat umum di Washington, DC, Sabtu (6/4/2025).

“Dalam 30 hari ke depan, saya akan mengajukan pasal-pasal pemakzulan. Saya akan datang untuk Anda. Tuan Presiden, David ini akan datang untuk Anda,” tegasnya.

Baca Juga:  UAH ke Kabinet Prabowo: Pemerintahan yang Bertakwa akan Hadirkan Keadilan

Ini akan menandai upaya keempat Green untuk memakzulkan Trump, setelah tiga upaya yang gagal selama masa jabatan pertama presiden dari 2016 hingga 2020. 

Pada awal Maret, Dewan Perwakilan Rakyat AS mengecam Green dan mengeluarkannya dari majelis karena berulang kali menyela pidato Trump di Kongres. Selama pidato Trump, anggota parlemen berusia 77 tahun itu berdiri dan melambaikan tongkatnya sambil mencemooh presiden, menolak untuk duduk meskipun sudah berkali-kali diperingatkan bahwa ia dapat dikeluarkan dari ruangan tersebut.

Mengomentari insiden tersebut, Trump mengatakan kepada Fox News Digital bahwa Green adalah “orang bodoh dan badut” yang tidak dapat dianggap serius oleh siapa pun. Presiden lebih lanjut mengatakan bahwa Green harus dipaksa untuk lulus tes IQ. 

“Ia adalah individu dengan IQ rendah dan kita tidak membutuhkan individu dengan IQ rendah di Kongres,” kata Trump. Meskipun Trump telah menghadapi pemakzulan dua kali oleh DPR AS yakni sekali pada 2019 dan sekali lagi pada 2021, namun ia diselamatkan Senat.

Baca Juga:  Jasa Tukar Uang Baru, Memburu Cuan Tipis di Momentum Lebaran

Protes terhadap Trump dan Musk Melanda AS

Sementara itu, ratusan ribu penentang Presiden AS Donald Trump dan penasihatnya, miliarder Elon Musk, bergabung dalam unjuk rasa di seluruh negeri untuk memprotes tindakan merombak pemerintahan dan memperluas kewenangan presiden.

Lebih dari 1.200 aksi unjuk rasa bertema “Hands Off” berlangsung pada Sabtu (5/4/2025). Lokasi protes meliputi National Mall di Washington, DC, dan di 50 negara bagian AS. Penyelenggara memperkirakan lebih dari 250.000 orang berpartisipasi di seluruh negeri.

Para pengunjuk rasa menyuarakan berbagai macam keluhan seperti pemotongan dana pendidikan, ancaman terhadap hak reproduksi, hingga kekhawatiran atas tunjangan veteran. Pesan yang mereka sampaikan merupakan perlawanan terhadap apa yang banyak orang gambarkan sebagai perubahan otoriter diperkuat pengaruh miliarder Elon Musk dalam urusan federal.

Baca Juga:  Pemerintah Pusat tak Usah Bantu, Pemprov Riau di Ambang Kebangkrutan karena Perilaku Koruptif

Di Portland, Oregon, ribuan orang berunjuk rasa menentang apa yang disebut penyelenggara sebagai “perebutan kekuasaan ilegal oleh miliarder.” Di Washington, DC, para demonstran melambaikan plakat di dekat Monumen Washington, menuntut perlindungan bagi pers, jaminan sosial, dan layanan kesehatan.

Di Boston, para demonstran mengecam pemotongan dana penelitian dan penangkapan mahasiswa doktoral Universitas Tufts Rumeysa Ozturk oleh agen federal berpakaian preman. Sementara itu, di Sylva, North Carolina, lebih dari 300 orang turun ke jalan untuk mengecam pemotongan dana taman nasional, dana pendidikan, dan perawatan veteran.

Back to top button